Ditengah kesunyian malam kuw coba merangkai kata untukmuw…
Selamat malam, ibu !!!
Atau mungkin selamat pagi, siang, sore, atau kapan pun ibu membaca tulisan ini. Itu pun seandainya saja surat ini sampai ke telapak tangan ibu. Jujur, tulisan ini memang tak kuw alamat kan padamu, karena apalah arti tulisan word ini jika sanya hendak dibandingkan dengan kasih sayang muw. Selain itu, saya juga ingin minta maaf karena tak memberi tahu terlebih dahulu kepada muw kalau sanya aku hendak membuat coretan tangan ini. Itu pun kalau ini masih bisa disebut coretan tangan.
Ibu, masih ingat kah kau kapan kita, maksud saya, saya, adik, kakak, dan ayah makan bersama didampingi canda tawa itu ? sepertinya sudah banyak yang kita laslui. Dan saya juga sepertinya sudah tak bisa mengingatnya. Setelah melalui berbagai konflik bathin, saya putuskan mengutarakan semuanya kepadamu.
Ada beberapa hal yang membuat saya tertegun, dan terlalu indah untuk tak kuw sampaikan kepada yang lain. Saat memasuki bulan ramadhan menyambut bulan nan suci, ibu memilih untuk tak mengenakan pakaian baru seperti lazimnya, hanya untuk agar anak-anak muw dapat mengenakan pakaian baru dan agar supaya mereka tak berkecil hati dengan teman-teman sebayanya.
Saat hidangan rejeki diatas meja makan yang begitu lahap untuk disantap, ibu memilih untuk tak memakannya dan menunggu anak-anakmu pulang dari sekolah untuk menyantapnya.
“ibu sudah kenyang nak”
Kata-kata itu menyentuh hatiku. Dengan segala kondisi, kau tetap bisa berbohong dan tersenyum untuk kebahagiaan anak-anakmu.
Saat kuw mulai dewasa dan melanjutkan pendidikan disalah satu SMA favorit dikotaku, yang kemudian aku mengecewakan muw hingga membuat ibu harus mondar-mandir menemui guru pembimbing akibat kenakalankuw, dank au pun tetap tersenyum dan tak sekalipun rona kekecewaan kau hadapkan padku. Saya belum pernah melihat orang setegar ibu, dan saya salut padamu, bu !!!
Mungkin, saya tak akan pernah bisa melupakan kasih sayang muw (dan itu pasti). Ibu adalah seseorang yang m,emiliki sebuah prinsip teguh tentang kesabaran dan ketabahan. Juga keikhlasan dan rasa syukur. Ibu tak pernah mengeluh untuk setiap cobaan yang datang menerpa padamu (keluarga). Hal itulah yang menurut saya jarang ditemui dalam diri saya pribadi.
Ibu selalu rendah hati, tapi tidak rendah diri. Ibu selalu mencoba untuk tetap tegar dan menatap dunia dengan sudut yang berbeda. Mencoba terus mengarungi waktu walaupun kadang banyak orang yang memandang sebelah mata padamu.
Inu, kalau saya bisa, saya ingin selalu terus berada dalam dekapan muw, saya ingin terus bersamamu meskipun kuw tahu waktu tak pernah sepakat untuk hal itu.
Saya tak tahu apakah ibu akan senang kalau tulisan ini sampai kepadamu. Tapi, yang pasti saya tahu, kalau otang yang pertama membaca tulisan ini (selain saya sendiri), tentunya bukan ibu. Saya tak perlu khawatir kemana kelak tulisan ini akan bermuara, yah mungkin dari tulisan ke tulisan (copy paste) yang dilakukan orang lain, atau mungkin tulisan ini hanya akan mampir diblog pribadiku. Tapi yahhh itu bukan lah sesuatu hal yang penting !!
Saya tak tahu apakah tulisan ini akan sampai ketangan ibu. Kuw harap, siapa pun anda yang membaca tulisan ini, tolong sampaikan tulisan ini pada ibuku, agar ia mengetahuinya, agar ia mengetahui perasaan kuw padanya.
Tolong katakana pada beliau, dia akan selalu hidup disetiap aliran darahku sebagai seorang yang sangat berjasa dan kuw kagumi.
Kalau memang ibu membaca tulisan ini kelak, kuw hanya ingin mengatakan aku selalu menyayangi muw, bu!!, seperti ibu yang selalu menyayangiku.
Terima kasih byank kukatupkan kedua tanagn kuw dihadapan muw…
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada anda yang meluangkan waktunya untuk membaca tulisan ini.
Sampaikan salam dan hormat kuw pada ibu muwdirumah….
Yaaaahhh Semoga Semua tetap tersenyum, semoga semua selalu damai, tentram didalam selimut kebahagiaan
Makassar 1 february 2011
tulisan ini juga dipublikasikan di http://www.facebook.com/dirgasirajuddin
kehangatan waktu
Rabu, 02 Februari 2011
Diposting oleh
Dirgasme
di
2/02/2011 01:53:00 AM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Subhanallah, dimana** ibu itu selalu di sanjung... semoga ibuku, ibu mu dan ibu kita semua mengetahui betapa kita mencintai mereka (setulus cinta yang di berikan kepada kita)
nice notes maz...
keep post yap...
jangan lupa di tag ke arie note**nya...
tapi kenapa dalam tulisannya tulisan 'mu' jadi seperti ini 'muw'
tanpa saya sadari setiap pengucapan muw itu mulut saya maju beberapa senti... :D
he_3 kedding mas dirga...
biar lbh terasa lah feelnya rie...
agar supaya setiap mereka yg membacanya seolah-olah mereka lah aktor yg berada didalamnya...
itu yg dinamakan slh satu cara penulis u/ mempengaruhi psikologi pembacanya..
simple sederhana tp tak disadari secara lngsng oleh pembacanya..
hehe
Posting Komentar