life is a big joke

Jangan biarkan ide muw usang dimakan waktu, tuangkanlah dalam goresan tinta keabadian.....

Social interaction Vs Proporsionalisme

Minggu, 02 Januari 2011

Bismillahirahmani rahim…
Okey 1st from 2011…

Hari ini lagi-lagi merupakan hari yang sangat biasa buat saya bagi seorang mahasiswa. Sebenarnya setiap hari merupakan hari biasa buat saya, karena saya tengah menjalani liburan panjaaaaaang sekaliiiiii. Kesibukan saya yah begitu2 saja, kalau tidak kekampus yaahhhh paling stay at home.

Nothingout of the ordinary....
Tapi justru dari hari-hari biasa inilah saya bisa mempelajari sesuatu yang kadang-kadang tidak saya sadari sama sekali.
Semoga setelah membaca tulisan ini, kalian akan mengerti apa yang saya maksud "Belajar dari hal-hal yang biasa”.
Jadi, hari ini saya seperti biasanya bangun disiang hari yang merupakan rutinitas saya sehari-hari, mumpung lagi libur semester jadi porsi tidur saya lebih diperpanjang (hitung-hitung menghemat energi. Hehehe).
Ok…
Setelah lama tidur dari kegiatan tulis-menulis di dunia maya, di 1-1-11 ini kuw coba kembali mencoretkan secerca hal yang menurut saya agak aneh….
Ohhh yah sebelumnya sikon aku sebenarnya tidak terlalu sehat, flu berat menghampiri… yah mungkin karena over dosis di acara tahun baru.

Lets begin..
Belakangan ini ada begitu banyak kejadian aneh yang menurut saya merupakan suatu kejadian hilang akal sehat (all about emotion)…
Yahhh mungkin itu bisa mewakili penjelasan dari judul yang kuw angkat sekarang ini, ketika profesionalisme diperhadapkan dengan interaksi sosial. , dimana titik tekan dari tulisan ini yakni pendewasaan diri.

For example :
ada orang (A) yang di dalam esbuah rapat sedang berbeda pendapat dengan orang lain (B)…perbedaan pendapat ini memicu adu argumentasi..ok kita anggap saja si B menang argumentasi atas A…lalu stelah rapat, di luar ruang rapat si A ini masih menyimpan dendam atas kekalahannya dari si B, lalu si A ini jadi berlaku sinis pada si B (sampe ke dalam hati dan akhirnya dendam membara) hahahahahaha
could u imagine this one ?

Peka Ruangan
hal2 seperti ini semestinya sangat memalukan… kenapa?
yaaaa urusan di dalam ruang rapat cukup sampai disitu saja! tidak usah dibawa2 sampai ke luar ruangan, kalo berbeda pendapat, apalagi sampe berbeda prinsip, cukup satu ruangan rapat saja yang tahu…tidak usah dimasukkan ke hati…apalagi sampai dendam membara dan akhirnya rada-rada sensitive (sok hiperbola)
jadi sodari dan sodara yang pernah sinis, dendam, atau marah pada seseorang di dalam sebuah rapat, cukup sampai pada pintu ruangan rapat saja…diluar pintu itu adalah menjadi hubungan sosial lagi dan kalian smua jangan membawa-bawa apa yang ada di dalam rapat…jangan didendam…apalagi sampai menyebar gosip….(bisa kena UU pencemaran nama baik…)
hehehehehe…

Hubungan Kerja vs Hubungan Sosial
Al seperti inlah yang kemudian bisa dibilang tidak profesional…kenapa?
yah orang-orang yang seperti itu yang tidak bias membedakan mana hubungan kerja dan mana hubungan sosial…seharusnya hubungan kerja tidak disangkut-pautkan dan dicampuradukkan dengan hubungan sosial…jadi apa yang terjadi di dalam hubungan kerja sebaiknya tidak dibawa2 pula kepada hubungan sosial…
Selesaikan Masalah
Kalau ingin menyelesaikan masalah dengan orang yang bersangkutan, yahhh diselesaikanlah di dalam rapat…bukan diselesaikan di luar rapat (di hubungan sosial)…adalah pengecut sekali bagi anda yang menyelesaikan dengan cara seperti itu dan tidak di dalam sebuah forum rapat…
Yahhhh kalau di ruang barulah diselesaikan masalah tersebut.mau berdebat, saling memaki,teriak-teriak, lempar kursi, yang penting selesaikanlah masalah itu dengan bijaksana , setelah itu diluar ruangan rapat, yaaahhh hubungan kerja hilang dan menjadi hubungan sosial lagi…

Analogi
Jika di dalam sebuah pertandingan sepak bola,ketika Syamsul Haeruddin sedang membawa bola menuju pertahanan PSM yang dikawal oleh Djayusman Triadi, lalu Djayusman Triadi mensliding (mentackle) Syamsul Haeruddin dengan keras dan jatuh terguling2 lah si Syamsul …
Walaupun sudah giring bola jauh-jauh dari tengah lapangan dan selangkah lagi ingin cetak gol terus tiba2 di sliding (tackle) keras sampai jatuh Ta’bulinta tapi begitu peluit panjang ditiup oleh wasit menandakan 90 menit permainan telah usai , dan si Djayusman mendatangi Syamsul untuk bertukar kaos, dengan sikap sportif si Syamsul bertukaran kaos dengan Djayusman, lalu saling becanda2 dan berpelukan
itu yang namanya profesional dan sportif!!
disamping mereka membela tim nasional yang sama, para olahragawan ini juga udah dididik akan sportivitas yang tinggi…seandainya sportivitas semacam itu diterapkan di lingkungan sekitar kita, di kelompok2 sekitar kita, apakah itu OSIS, senat, himpunan, BEM, atau bahkan mungkin di telekrasi (birokrasi yg bertele-tele) skalipun, mungkin takkan ada lagi benci, takkan ada lagi dendam… nyanyikan semua lirik yang sama “nanananananananananana” (some lyrics from rocket rockers)

they have lost my respect....
Tidak peduli mereka seumuran, lebih muda, atau lebih tua. Yang harus direnungkan adalah.........
Are we truly better than they are? Think again.

Semoga Semua tetap tersenyum, semoga semua selalu damai, tentram didalam selimut kebahagiaan.
atas nama perubahan ke arah yang lebih baik dan bentuk tanggapan atas tulisan kuw “Kiat Tepat Hadapi Kritik” maka saya melakukan perubahan ini demi sodara-sodari semua…
tulisan ini saya dedikasikan khusu buat kalian agar supaya merasa sedikit risih dan terketuk pintu hatinya…mudah-mudahan saja kalian semua yang mengerti bisa berubah ke arah yang lebih baik demi stabilitas negara dan perdamaian dunia…amin?
Tulisan ini juga dipublikasikan di http://www.facebook.com/profile.php?id=100000746749776#!/profile.php?id=100000746749776

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

Dolor