life is a big joke

Jangan biarkan ide muw usang dimakan waktu, tuangkanlah dalam goresan tinta keabadian.....

Sorry, I am getting older

Minggu, 21 Oktober 2012

#SuratuntukbapakIII

Teruntuk dia yang tlah hadir dalam hidupku, dia yang memberikanku kehidupan dan padanya yang telah mewariskanku wataknya. Apa kabar, pak ? Apa kau sudah baikan ? ini merupakan kali ketiga aku menuliskan surat buatmu, namun kau tak kunjung membalasnya. Bahkan membacanya pun sudah enggan!!!
Apa kau masih marah padaku ? hanya karena mendapatiku merokok disudut rumah kini kau tak sekalipun memalingkan wajahmu padaku.
Pak, aku masih ingat sewaktu aku kecil dulu. Kau sering memarahiku, membatasi ruang gerakku dan bahkan kau sering memarahiku mana kala ini itu tak sesuai dengan jalan pikiranmu. Pak, aku memang mewarisi watakmu yang keras, tak sekalipun aku menuruti nasihatmu. Aku membangkang dengan segala alasan yang aku miliki. 
Masih teringat jelas ketika kau melarangku untuk bermain hujan, manakala anak-anak seusia menikmati bahagianya bermain hujan, aku hanya mampu berdiri kaku didepan pagar rumah yang kau buat kokoh itu. Aku tahu kau mencemaskan kesehatanku kelak, tapi aku ingin bermain, pak!! Berkumpul dan tertawa dengan rekan sebayaku. Semua mainan plastik yang kau berikan padaku, itu tak berarti. Semua itu bak semua gunung yang menumpuk dikamarku. Aku bukan kucing peliharaan yang akan selalu bersama tuannya dan termenung dikandang menikmati “kebahagiaan” yang diberikan tuannya.
Aku anakmu, pak!! Anak yang berusia minim. Aku tak ingin menghabiskan masa kecilku dihadapan layer TV. Lihat ketika aku bermain hujan, disana aku tertawa, terjatuh bersama teman-temanku. Meskipun pakaianku kerap kotor karena percikan lumpur dilapangan sepak bola, tapi aku bahagia pak bisa berbagi dengan mereka. Aroma hujan itu!! Kau pasti juga pernah merasakannya.
Pak, ingatkah kau ketika aku terbaring lemah dihadapanmu ? kau menangis pak!! Ia menangis !! kau cengeng!! Jangan salahkan aku ketika menyirammu dengan air minumanku, aku benci tangisan pak!!

Pak, aku berlari dibawah terik, hujan ataupun malam. Aku bermain!!
Layangan, aku sangat menikmatiknya disiang hari dan manakala hujan, bermain sepakbola adalah kegemaranku. Masih ingatkah kau dengan hadiah sepeda yang kau berikan padaku ? aku menggunakannya pak.
Jangan pernah salahkan aku pak, karena aku juga tak pernah menyalahkanmu sekalipun. Kau sering meninggalkanku seharian dirumah tapi aku tak pernah mengeluh, aku sepi pak!! Ku tahu kau sedang mencarikan nafkah buatku, aku tak pernah mengeluh!!
Disaat usiaku kian bertambah dan kesehatanmu kian menurun , tak sekalipun kau memarahiku. Kau sudah enggan!!
Pak, aku masih anakmu. Umur ini hanya merupakan hukuman yang alam berikan karena hidup didalamnya. Apakah cintamu kian luntur dengan bertambahnya usisaku ?
Pak, aku rindu dengan segala bentuk kemarahanmu. Maafkan aku yang sedari dini sering membuatmu marah yang membuatmu semakin menunjukkan kejantananmu dihadapanku.
Pak, masih banyak tentang kau yang hidup dibenakku. Mencuri uangmu disaat kau sedang tertidur, menyembunyikan sendalmu agar kau tak keluar meninggalkanku sendirian, atau bahkan kebersamaan kita disaat iseng memasang judi togel yang membuat ibu memarahaimu habis-habisan.
Pak, bekas luka dikakiku akibat pukulan lidimu semakin mengingatkanku bahwa kau sangat mencintaiku. Pak, sekarang aku tlah dewasa. Aku ingin melanjutkan cita-citamu yang sempat kau bisikkan disaat aku terbaring lemah dulu. Meskipun kini aku tak tahu keberadaanmu, tapi aku tahu kau sedang mengintip membaca tulisan ini dibelakangku disaat aku sedang menulis surat ini. Pak, aku masih ingat kau pernah berjanji akan menemaniku kelak jika aku sudah dewasa untuk minum kopi diwarung pojok dekat rumah. Tapi, kedewasaanku justru membuatmu pergi meninggalkanku.

Jakarta, 21 Oktober 2012
Sebulan sebelum kelahiranku. Aku Benci Tangisan, Pak !!!
#np The Script-If You Could See Me Now


 

Lorem

Ipsum

Dolor