life is a big joke

Jangan biarkan ide muw usang dimakan waktu, tuangkanlah dalam goresan tinta keabadian.....

Rabu, 22 Desember 2010

rindu yang membelenggu sukma
begitu banyak kenangan yang tlah terukir
canda tawa, suka duka yang terbalut dalam kisah
hingga kuw selalu mengkhayalkannya

disetiap langkah muw...
selangkah tuk meninggalkan semuanya
kuw smakin diam tak berdaya
lemah terpaku menatap dunia

dijejak ingin muw melupakannya
kenanglah semuanya...

makassar, 21 desember 2010
ditengah hingar bingar asap jalanan....

Senyum yg terlupakan

Jumat, 10 Desember 2010

Hari ini lagi-lagi merupakan hari yang sangat biasa buat saya bagi seorang mahasiswa. Sebenarnya setiap hari merupakan hari biasa buat saya, karena saya tengah menjalani liburan panjaaaaaang sekaliiiiii. Kesibukan saya yah begitu2 saja, kalau tidak kekampus yaahhhh paling stay at home.


Nothingout of the ordinary...
.


Tapi justru dari hari-hari biasa inilah saya bisa mempelajari sesuatu yang kadang-kadang tidak saya sadari sama sekali.

Bingung?
Jelas saja, orang saya belum jelaskan apa yang saya alami hari ini.....
Hehe....

Semoga setelah membaca tulisan ini, kalian akan mengerti apa yang saya maksud "Belajar dari hal-hal yang biasa." (Kalau masih tidakmengeti pakow Itu namanya GOBLOK)

Jadi, hari ini saya seperti biasanya bangun disiang hari yang merupakan rutinitas saya sehari-hari, mumpung lagi puasa jadi porsi tidur saya lebih diperpanjang (hitung-hitung menghemat enrgi. Hehehe).

Ok lets start with the story...

Bangun tidur seperti biasanya pukul 01.00 PM, sehabisitu saya langsung menuju kekamar mandi untuk mandi dan bersiap kekampus untuk mempersiapkan penerimaan mahasiswa baru yang kebetulan saya merupakan salah satu panitianya. Sehabis mandi berangkatlah saya menuju kampus, kebetulan mobil pribadi saya telah menunggu diluar jalan (alias Pete-pete). Kejadian yang saya maksud terjadi dalam perjalanan menuju ke kampus.

Jadi saya naik pete-pete untuk pergi ke kampus. Jadi waktu saya menyetop pete-pete,untuk memastikan bahwa saya naik pete yang benar (karena setahu saya pete berkode sama punya 2 jalur BTP-SENTRAL & BTP-DAYA), jadi saya tanya dulu, "kota, daeng?" dan jawabannya biasa sekali, "Ye, Betul naik maki" sambil tersenyum.

Biasa..... Tapi nadanya sangat ramah dan melihat supir-supir pete lainnya pada umumnya, biasanya mereka hanya menganggukkan kepala bahkan tanpa melihat ke orang yang bertanya, senyum pun tidak.

Saya menyadari ada yang "berbeda" dengan supir pete-pete yang ini. Dia menunggu sampe saya benar-benar duduk, baru jalan. Cara menyetirnya juga tidak ugal-ugalan. Suatu hal yang sangat sulit ditemui di Makassar zaman sekarang apalagi melihat tipikal orang Makassar. Kemudian saya duduk tepat dibelakang pak supir yang tengah beraksi menjalankan laju kendaraannya. Di tengah jalan, ada satu hal lagi yang membuat saya kaget. Saat seseorang turun, saya mendengar satu kata yang TIDAKPERNAH sekalipun diucapkan puluhan supir angkot yang telah saya tumpangi."Terima kasih." Ternyata begitu saya turun, dia juga mengucapkan hal yang sama, dan saya bisa melihat senyumnya saat saya menyerahkan tiga lembaran uang bergambar Pattimura yang sudah kusut oleh tangan-tangan pemilik sebelumnya.


Hal ini membuat saya berpikir dan merenung. Supir pete-pete yang sering dicap sebagai manusia yang tak tahu aturan, main serobot sana sini.Nyatanya baru-baru ini, saat saya di undangan buka puasa dan mengantri makanan,saya diserobot oleh manusia berjas hitam berambut klimis yang pasti mengakui bahwa derajat dirinya lebih tinggi dari supir pete-pete tapi berkelakuan seperti anak kecil miskin yang kurang makanan. Supir pete-pete juga sering dikenal sebagai orang tak berpendidikan yang tak tahu sopan santun.


Nyatanya banyak juga teman-teman yang sering lupa atau malah gengsi mengucapkan terimakasih, maaf, tolong, saat mereka harusnya mengucapkannya.

Terima kasih adalah hal yang harusnya sangat biasa.Namun belakangan ini saya sering menemui orang yang tak mengucapkan terima kasih dimana dia seharusnya mengucapkannya. Kesalahan besar !!!!

They have lost my respect....
Tidak peduli mereka seumuran, lebih muda, atau lebihtua. Yang harus direnungkan adalah.........
Are we truly better than they are? Think again.



a game called "LPG's"

Hai semua dari yang tua sampai yg muda,BERGERAK !!!!

Hari ini aku lagi merasa kebanyakan berfikir, jadi dari pada pikirannya sia-sia mungkin baiknya sebagian aku tuang di sini. Tema tulisan saya kali ini adalah : (lagi-lagi) kebijakan pemerintah negara 1. saya tadi sedang maen "role playing game" bernama otak Ritchie melalui kotak hitam diruangan 2X1 M. Game ini berjudul Mafia LPG's, di mana saya memposisikan diri sebagai pemerintah, dan seorang insignificant other sebagai dia.


Tokoh utama dalam permainan itu adalah pemerintah berinisial Jay-K (diperankan o/ Mr.D). Jay-K ini mempunyai seorang asisten berinisial Si BY, yang menjadi teman perjalanannya yang pendiam,padahal menurut cerita, Si BY mrupakan mantan atasan Jay-K. Ceritanya, Jay-K sedang mencari cara yang ampuh untuk membasmi granat masyarakat (konon disebut LPG's)di suatu negara (kita sebut saja negara I).

"I wanna play it dumb"

Jadi yang saya lakukan adalah mengambil keputusan dan kebijakan yang irasional dan tentunya saya tahu akan banyak mengundang protes maupun kontroversi dari berbagai pihak, seperti memblokir akses penjualan ke mucikari-mucikari granat. Asumsikan bahwa saya bukan orang yang mengerti tentang LPG's.Dengan begitu, saya akan terlihat bodoh, dan orang2 pintar dan sok pintar akansegera membuat kebijakan2 atau apapun yang secara blak2an menyatakan apakekurangan dari keputusan dan kebijakan saya. Dan mengenai masalah itu, saya akan meng-employ beberapa intel yang akan melacak keberadaan mucikari2 dan granat tersebut (LPG's).

Tak lama kemudian saya akan menerima hasil tulisan dari berbagai orang yang mengeluhkan, mendukung, mengkritik, meralat keputusan saya tersebut, sampai yg menjadi korban LPG's "granat masa kini". Dengan banyak membaca tulisan2 dan aspirasi rakyat, saya jadi tahu dan paling tidak kenal secara sepintas sub-sub dalam merakit LPG's sekarang, seperti mendeteksi main target khususnya bagi si kantong kering yang ditulis oleh seorang insignificant person dari generasi muda.Selain itu, saya jadi "sadar" akan kesalahan saya , dan akan merevisi keputusan dan kebijakan saya, meminta maaf yang sebesar2nya, dan mengatasi masalah berdasarkan keluhan dan aspirasi rakyat saya, bersama2 dengan intel2 dan tenaga kerja yang bermutu dan jujur akhirnya saya mengerti apa yang harus saya lakukan.

Dengan begitu saya berharap akan memenangkan permainan ini. saya berharap akan mampu menciptakan penjinak LPG's darinegara I. Tapi ternyata perjalanan menuju negara yang benar2 bersih bukanlah perjalanan yang mulus. saya dihadang oleh rintangan yang tak sedikit. Apalagi setelah mengetahui fakta bahwa di negara I, mayoritas dari rakyatnya menentang kebijakan saya. Mereka masih ketagihan dengan keuntungan yg dihasilkan dari LPG's dan belum bisa lepas. Ingin rasanya saya membasmi mereka semua yang nongkrong di gedung kura2 bersama segala nafsunya dengan ledakan granat ganas,berondongan AK47, rentetan dual baller milik Hitman, tembakan headshot menggunakan Sniper Rifle MosinNagant, ataupun dengan cara konvensional : pake bambu runcing. Sayangnya, bambu runcing tdk terdaftar dalam permainan.

tidak cuma itu, ternyata setelah rintangan tersebut selanjutnya akan ada rintangan lagi yg cukup berat dan ini kusebut rintangan alay, yaitu bahwa ternyata teman2 saya (dan kadang2 saya sendiri, kalo lagi butuh) masih suka korupsi apapun yang bisa dikorupsi. Rintangan alay saja sudah merupakan beban bagi saya, apalagi saya juga harus membasmi seorang raja terakhir dalam permainan ini, yang berbadan satu, berkepala tiga, dan berwujud mengerikan. Kepala yang tengah bernama Korupsi, yang kiri bernama Kolusi, dan yang kanan bernama Nepotisme.

Game ini merupakan game yang unik,karena di akhir game, bukan pemeran utama yang menang, tapi musuh utamanya. Dibagian ending, tampak seorang insignificant person berdiri di dekat situ, tak tersentuh oleh monster berkepala tiga tersebut, geleng2 kepala sambil tersenyummisterius ke arah Jay-K yang jatuh ke dalam jurang kegagalan.

Bingung karena ceritanya menggantung?Tenang saja, dilihat dari keadaannya sekarang, tampaknya game ini akan berlanjut dan berganti karakter utamanya seiring waktu, dibuat sekuelnya,mungkin jadi Kebijakan Pemerintah II, Kebijakan Pemerintah III, sampai makhluk three-in-one tersebut mati dan kalah. Tapi yang memproduksi game ini terlalu takut untuk memikirkan kelanjutan game ini, ia takut game ini menjadi terlalu panjang dan tak ada habisnya.

Takut jadi seperti Tersanjung atau pun cinta fitri.

Yang saya lakukan adalah mematikan console imajiner bernama otak Ritchie dan segera kembali ke dunia nyata.

Seorang insignificant person terbangundari imajinasi liarnya. tulisan inipun segera berganti sudut pandang (dari sudut pandang tokoh game aneh itu menjadi sudut pandang seorang penulis yangagak skeptis dan tak kenal takut). Lalu saya berpikir. Apakah orang Indonesia bisa sepintar itu dalam menyusun strategi?

Ah, saya rasa tidak. Semua murni keputusan yang memang terlihat bodoh.

tamparan tanggung jawab

Pelajaran berharga lagi-lagi kuw temukan di hari-hari yg sangat biasa bagi saya seorang anak kuliahan (nb; anak kuliahan dgn mahasiswa itu berbeda). Anak kuliahan yg kesehariannya ngampus, masuk kelas, dengar ceramah dosen, ngerumpi dikampus, go home sambil menunggu hari esok tuk kuliah lg.

Semoga setelah membaca tulisan ini, kalian akan mengerti apa yang saya maksud "Belajar dari hal-hal yang biasa." (paste dari “senyum yg terlupakan”)

Ok, lets start…

Sabtu 28 november, diawali dengan sesuatu yg buruk, yappp telat bangun merupakan penyakit yg belum bisa saya obati atau sembuh kan, berhubung kami (anggota UKPM) sedang mengadakan musyawarah besar yg ke XVI.

Dilanjutkan dengan langkah yg tertatih-tatih menuju kamar mandi sembari menengguk segelas susu dingin, dingin karena hembusan sang angin. Sesaaat setelah itu aku pun siap melangkahkan kaki menuju singgasana UKPM (sok hiperbola). Berhubung ban motor saya bocor terpaksa dengan senang hati saya harus merelakan sejenak mengeluarkan tenaga untuk mendorongnya menuju press ban. Yaaap sesaat kemudian everything is ok, ready ??? go go go go berangkat…

Antiklimaksx mie

Sesaat setelah tiba dikampus tepatnya di ukm motor pun kuw parker, dari kejauhan terlihat gumpalan rumput yg melekat tepat ditangkai p[ohon, yap sarang burung…

Sunggu pelajaran berharga yg kuw dapat dari mereka (burung=binatang), yg katanya manusia derajatnya lebih tinggi disbanding burung (atau apapun itu yg jelas binatang)

Yahhh sebuah tamparan tanggung jawab yg disajikan olh burung tersebut, tamparan untuk mengajarkan saya (dan mungkin kita) arti sebuah tanggung jawab, arti sebuah pemimpin, yg kini telah carut marut di panggung sandiwara (dunia versi ahmad albar’s n band)

Yah aku dipertontonkan oleh seekor burung (*binatang) arti tanggung jawab, dimana tugas sebagai induk (jantan) yakni menafkahi keluarganya dan memberikan rasa aman bagi keluarganya (kita sebut sj keluarga, karena ketika jantan membuahi betina dan menghasilkan spesies baru berjenis sama itu telah memenuhi syarat sebuah keluarga).


Lanjuuuttt….

Kuw perhatikan dari jauh tampoak dua ekor burung dewasa dan beberapa bayi burung, burung satu (mungkin berjenis kelamin jantan) tampak sibuk mondar mandir dengan secercah harapan dimulutnya, yap selembar ilalang yg menggantung.

Selanjutnya (subyektif penulis bercampur dengan imajinasi) disaat sang jantan mondar mandir dengan ilalang dimulutnya, sang betina dengan ketulusan memberikan kehangatan perlindungan bagi anak-anaknya (mungkin itu yg tengah terjadi disarang tersebut). Saat sang jantan sibuk mencari secercah harapan, mungkin juga dibarengi dengan mengais rejeki (lagi2 imajinasi penulis), lalu akan memberikan pada anak-anaknya yg kelaparan dalam sangkar, dan mungkin saja mereka sebagai orang tua rela menahan lapar sebelum anak-anaknya kenyang.

Dan mungkin lagi disaat anak-anak mereka telah besar dan bisa terbang, anak-anak mereka akan diberi kebebasan untuk mengarungi dunianya, tiada kemelekatan dan tiada pamrih, demi kebahagiaan semuanya mereka belajar untuk terus bertahan hidup dan terbang bebas melihat keindahan alam bebas.

Bagaimana dengan kita? Mahluk yg katanya sempurna dari segala mahkluk ? sudahkan kita merenungi hidup kita?

Manusia jauh lebih berhati mulia dari pada burung, Ada burung-burung tertentu, ketika anaknya lahir cacat, maka induknya langsung mendepak sang anak dari sarangnya, dan anak burung yg tidak mampu bertahan hidup akan segera mati.

Tidak dapat dipungkiri, ada manusia yang mengaborsi anaknya sebelum kelahirannya di dunia, atau menelantarkan anak yang sudah dilahirkannya, ada juga yang tega membuang anaknya ke tong sampah, atau dihanyutkan di sungai.

Tentu masih banyak orang tua yang memiliki cinta kasih, kasih sayang dan kebijaksanaan pada anak-anaknya. Kebahagiaan Keluarga jauh diatas segalanya,Tapi Dimana arti kepemimpinan itu ? dimana filosofi seorang laki-laki yg seharusnya menjadi pengayom ?



they have lost my respect....


Tidak peduli mereka seumuran, lebih muda, atau lebih tua. Yang harus direnungkan adalah.........
Are we truly better than they are? Think again. (paste dari “senyum yg terlupakan”
)


Semoga Semua tetap tersenyum, semoga semua selalu damai, tentram didalam selimut kebahagiaan.
 

Lorem

Ipsum

Dolor