life is a big joke

Jangan biarkan ide muw usang dimakan waktu, tuangkanlah dalam goresan tinta keabadian.....

Seni dihari senin

Sabtu, 26 November 2011

kepada raga yang terabaikan TERIMA KASIH  telah menemani hidupku dengan cerita. adalah dirimu, dimana nafasku berteduh disetiap malam.

kau selalu menemaniku tampak cemerlang disetiap saat

serupa bengkala, aku selalu memberi kotoran sesaat dirimu rentan. aku daun, kamu rintik hujan, aku hanyalah tempatmu singgah sebelum memeluk bumi.

tertawalah, biarkan semua luka menjadi duka dan aku kan nyaman dipersembunyianku; DIAM
21 November, ini kemenangan kita. menarilah dan tangisi itu.

aku takkan menunggu hujan hanya untuk sebuah pelangi. kan kuw lukis dan kupandangai sesuka hati.
aku akan pergi, kan kutitipkan ragaku pada pena ini, tengoklah ia sekali - kali, akan ada pesan yang kutitipkan.
"semoga kamu tak larut dalam keriangan"

seni yang bersemi dihari senin, dan kita adalah kata yang terlambat tercipta kelak....

selamat ulang tahun ragaku
selamat ulang tahun jiwaku
dan tuhan menyaksikan itu

dirga, 21 menit menuju 21 november

Andai semua berlaku lurus

Minggu, 30 Oktober 2011


Hidup terlalu murah jika ingin dilewati seperti hari kemarin

Suatu bangsa hanya akan dihargai oleh rakyatnya ketika kebutuhan mereka dapat terpenuhi; baik itu pangan, sandang, maupun jaminan hidup dalam ketentraman. Indonesia hari ini masih saja berkutat pada lingkaran yang seharusnya dapat teratasi jika para pemimpin negeri ini tidak cukup puas dengan pikiran mereka sendiri; mensejahtrakan keluarga, menyekolahkan anak sampai pada jenjang tertinggi, serta membekali mereka dengan uang saku masa depan.

Masih hangat dibenakku cercaan kata seorang Dom Helder Camara :
“ketika akau memberikan makanan kepada orang yang sedang kelaparan, maka aku dianggap sebagai malaikat, dan ketika aku Tanya siapa penyebab dari semua ini ? mereka menuduhku komunis..”

Dari sekian ratus masyarakat yang hidup bernaung dibawah bhineka tunggal ika 5% diantaranya hidup dalam golongan rulling class, 20%  masih berkutat pada middle class, dan 75% mayoritasnya adalah para pekerja buruh atau lebih dikenal working class.  Bangsa Indonesia memmpunyai rentetan sejarah dalam merebut dan mempertahankan kedaulatannya., dari sabang sampai merauke bahu-membahu bersatu dalam merah putih. Namun dewasa ini  semangat kebersamaan itu tak dapat lagi kita temui, terutama para apparatus bangsa. Entah apakah mereka terlalu pintar atau rakyatnya yang terlalu bodoh hingga kebijakan politik luar negeri ini lebih berkiblat pada ekonomi makro; industri yang menguntungkan para pemodal, anak-anak apparatus bangsa, serta lain sebagainya. Bumi nusantara yang konon kabarnya kaya akan sumberdaya alamnya tidak dapat dinikmati oleh anak cucu bangsa ini yang terlahir dari keluarga middle class dan working class

Pemimpin bangsa ini beserta jajarannya seringkali membusungkan dada ketika mendengar suara sumbang yang mengatakan bahwa pendapatan per kapita bangsa ini salah satu yang terbaik di Asia, bahkan didunia. Mereka tidak sadar bahwasanya itu semakin memperuncing jarak kesehjateraan anak bangsa yang satu dengan yang lainnya. Belum lagi habis membahas tentang bobroknya negeri ini, rakyat lagi-lagi harus menerima kenyataan pahit permainan sulap para punggawa bangsa ini. Hukum diperjual belikan, tak ada uang dalam menyelesaikan perkara maka “ngandang” sesuatu yang pasti. Hal ini tidak berhenti sampai disitu, fasilitas  “ngandang” pun lagi-lagi ditentukan oleh uang. Bagi mereka yang menyedekahkan uangnya buat para tikus-tikus kantor (ala bang iwan) tentu akan mendapatkan fasilitas bak hotel bintang lima. Hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang tidak mempunyai  benda sakral itu; uang. Penindasan fisik dan psikis akan menjadi rutinitas sehari-hari yang tak terhitung perihnya. 

Alangkah lucunya negeri ini, semakin tinggi jenjang pendidikan yang pernah diemban, semakin tinggi pula status social yang akan ia peroleh. Hasil dari pendidikan itu juga akan menentukan dia  aka nada dikelas sosial mana, rulling class, middle class atau worker class ? namun sayangnya ketimpangan ini lagi-lagi dikebiri dengan hadirnya RUU 66 saudara seperjuangan BHP yang hendak mencabut subsidi pendidikan bagi rakyat kecil. Mencerdaskan kehidupan bangsa dalam UUD 45 mungkin dan pasti akan direvisi oleh apparatus negeri ini. Eksklusivitas endidikan ini juga akan berlanjut pada eksklusivitas lainnya, karena dari sinilah semua masalah berakar. Karena pendidikan tidak merata, akhirnya perbedaan status social antara juga akan semakin meruncing. Dan kemudian yang menjadi parameter seseorang dalam status social dinegeri ini adalah latar belakang pendidikannya; setinggi apa jenjang pendidikannya dan dimana ia mendapat pendidikan itu, dalam atau luar negeri ?. semakin tinggi pendidikan yang kita dapatkan maka semakin tinggi pula penghasilan pekerjaan yang akan kita dapatkan, dan sebaliknya. Sementara pendidikan sendiri masih diskriminatif; parameter mendapatkan pendidikan dilihat dari bisa atau tidaknya kita membayar biayanya.

Aparatus negeri ini begitulah adanya,  presentase rakyatnya yang menunjukkan 70% sebagai working class; yang mengandalkan hidupnya hanya dari otot dan bumi pertiwi. Buruh dan Petani merupakan mayoritas penduduk negeri ini, namun pemerintah tidak dapat bercermin dari itu, malah mengeluarkan kebijakan yang mendiskriminasi mereka dan lebih pro dengan kebijakan pasar.

Sejarah suatu bangsa adalah sejarah tentang pangan; bagaimana mereka mempertahankan kedaulatan pangannya, begitu pula bangsa ini. Kebijakan pro pasar seolah-olah membutakan mata mereka akan mayoritas penduduk negeri ini.  Tanah merupakan sumber kehidupan, namun diatasnya telah dibangun gedung-gedung pencakar langit, mal, bahkan di ibu kota pun telah menjadi hutan beton abad 21. Penderitaan petani pun kian bertambah ketika pemerintah tak dapat lagi membayar utang luang negerinya, (utang yang seyogyanya digunakan sebagai modal pembangunan bangsa ini justru menjadi modal pembangunan asset-aset kekayaan para apparatus negeri ini) konsekuensinya investor bebas melancarkan investasi lewat perusahaan multinasional. Parahnya lagi  perusahaan-perusahaan multinasional yang berkiprah dinegeri ini sangat betah untuk berlama-lama mengeruk kekayaan bangsa ini; selain bisa member upah rendah pada buruh, juga untuk meminimalisasi, bahkan memotong biaya  kirim dari Negara mereka kenegara kita, sebab perusahaan itu sudah berdiri dan membuat pabrik dinegeri ini.

Jika dulu negeri barat melakukan penjajahan ekspansi ekonomi dengan penjajahan fisik, sekarang lebih kepada psikis.  Kolonialisme barat yang dulunya merampas sumber daya dinegara jajahan dan membawanya kenegera sendiri, kemudian diproduksi lalu dijual kembali ke Negara lain, sekarang mereka bisa memotong biaya transportasi dengan memproduksi dinegara konsumen. Dengan upah buruh murah tentunya perusahaan multinasional jauh lebih senang memproduksi barangnya dinegara konsumen, bayangkan saja jika dinegara perusahaan itu upah buruhnya dibayar berdasarkan jam kerja dan mata uang yang berlaku dinegaranya, sedangakan dinegara konsumen, upah buruhnya dibayar per bulan ataupun per hari dengan nilai tukar mata uang yang lebih rendah. Produksi-produksinya pun kemudian mendapatkan grade A, yang kemudian sebagian besar akan dipasarkan ke Eropa, AS, China, dan Jepang, maka buruh pun secara tidak langsung akan terhegemoni sekaligus teralienasi oleh sistem yang dibuat-buat oleh para pemimpinnya.

Berbicara mengenai keadilan, mungkin hal ini akan sangat kontras dari keadilan. Sebagaimana demagogis yang dirancang oleh para penguasa. Misalnya, jikasanya mahasiswa, rakyat, petani, buruh dll melakukan aksi unjuk rasa yang berujung bentrok dengan apparatus Negara dalam hal ini aparat kemanan, maka doktrin public yang akan dikeluarkan dimedia massa yakni tindakan anarkis, , ketika aparat keamanan melakukan tindak kekerasan yang seringkali melanggar HAM dengan menimbulkan banyak korban jiwa maka hal ini kemudian akan disebut dengan penertiban, dan parahnya lagi ketika pemerintah melakukan penggusuran tanah rakyat maka hal ini kemudian akan digaris-luruskan dengan sebutan pembangunan.

Jika keadaan seperti ini  dibiarkan secara terus menerus maka ketimpangan akan bertambah parah. Mereka yang kaya akan bertambah kaya, yang miskin tidak akan pernah punya kesempatan keluar dari kungkungan kemiskinan. Pemimpin negeri ini selalu berpolitik untuk memikirkan kesehjateraan, dan pada akhirnya mereka pun jadi kelaparan berpolitik.


Andai semua berlaku lurus !

Nb: tulisan ini juga dipublikasikan 
di karya tulis menulis indonesia

Belanja

Minggu, 16 Oktober 2011



Lek         $                         ؋
ƒ                     ман                         p.
BZ$                                                $b
KM                                     P
лв
R$
£                                            
               kn
       
                             RD$
Kr                                         ¢
Q       L
HK$          
          Ft                              kr
                          
                               J$
¥

Лв               
Ls                 CHF
Lt                  ден                                      RM
              MT
                             C$
B/.                Gs
S/.
Php            
Lei                                                   руб
Дин.          S
R       NT$
฿                    TT$
YTL                                               $U
Bs                
Z$

Disitulah tak ada  kebahagianku….

MATA



MATA
Seorang dokter mata menguji penglihatn seorang pasien
Dan berkata, baca ini : 
          Z  M   A   N   K   I   T   A

Si Pasien kemudian membacanya:
                                                                                       
Z   A   M   A   N   G   I   L   A


kecil yang membius…..



sepi itu sengit

Selasa, 11 Oktober 2011

Untuk teman yang lagi merasa sepi....

Belajarlah untuk berbicara dengan tembok karena kau akan membutuhkannya hampir di sepanjang hidupmu. sepi itu takkan hilang, dia tak perlu liburan, tak pernah kemanamana.
Kadang ketika kau tak menemukannya, dia ada disitu hanya sedang terlelap setelah menemanimu semalam.

jika kau hanya butuh mendengar dan sedang tidak ingin bercerita, belajarlah untuk mendengarkan tembok bercerita.
Kau harus tenang karena semua yang dikatakannya takkan diulangi dua kali.
Setiap detiknya kata demi kata yang diucapkannya berbeda.
Maka kau harus mendengarkannya dengan sangat serius, suaranya juga agak samar dan seperti berbisik jadi perhatikanlah baikbaik.

kepada aku, yakinlah tak ada, tak ada aku tanpa hari begitupun sepi, tak ada hari tanpa sepi.
Kau hanya perlu menunggunya
tak ada yang bisa kubanggakan
tapi ada begitu banyak yang dapat kuceritakan...

hanya ini yang ingin kubagikan setelah lama menghilang didunia blogspot...
kelak akan kubungkus semua kebahagiaanku, kan ku bagikan satu persatu kepada kalian..

dan sepipun tersenyum...



dirga, hangat secangkir teh...

semua hanya jadi sejarah yang terlewat...

Selasa, 28 Juni 2011

Pagi, Jakarta yang tanggalnya tak ingin kuw sebut…

Mati suri selama beberapa bulan mebuatku mulai malu untuk bertemu denga kaan baikku, yaahhhh kawan baik dimana selama ini merupakan tempatku meluapkan asa, melemparkan barisan “tinta tak bernyawa”. Trmanku tak pernah mengeluh, selalu setia acap kali kuw memperdulikannya.

Dunia begitu sibuk, hingga mampu menyibukkan siapa saja yang menaunginya, tak terkecuali “aku”

Pagi ini kota tempatku berpijak begitu mesra, desahan air semalam mampu merobek hangar bingar keramaian kota. Ohhh ia tak lupa kuhanturkan terima kasih sumpah serapah bagi “dia” yang elah memberikan imajinasi hingga kubisa meracik kata kembali….

Dia begitu baik, begitu sopan, begitu rajin, hingga begitu alim jika dibandingkan dengan penulis tinta ini, jika kau melihatnya, yah dia seperatus lebih baik (lagi-lagi) dari ilustratot ini. Agak sedikit hiperbola bagi merea yang mebacanya, tapi yah inilah yang kutuliskan, mengalir begitu ikhlas dijari jemariku.

“dia”, yang kali ini tak ingin kusebut namanya,. Hmmmm atau lebih baiknya kita sebut saja “dia”, dengan sebuta “smash”. Mungkin kalian tak asing lagi dengan kata itu, dan pastinya saya yakin kalian (pembaca) salah satu oenggemar beratnya.
Hahahahahaha…

“smash”, berperawakan agak buram, bertubuh besar dariku (lebar), dan lebih kerdil dariku. “smash” sangat beruntung, ia terlahir dari keluarga kurang mampu namun dihidupi oleh salah satu keluarga dekatnya. Kurang kaya tidak miskin, yah tapi sederhana. sejak kecil belajar susah, hanya bersikap pasrah. Sempat sesaat, mengenal A. S. I. dari ibu. Syukuri rahmat, dapat singkat nikmat ilmu. #alabondan

“smash”, merupakan salah satu mereka yang diberi nafas dalam lingkup kehidupan keluarga sederhana. Mereka berjumlah sekian plus tiga (anak dari keluarga itu). Semuanya begitu adil, tak ada sekat yang menyelimuti keseharian mereka.

Semua mendapat pendidikan, alam dan institusi pendidikan memaksanya untuk hidup.
Singkat cerita mereka tumbuh besar bersama, walaupun pasti tujuan hidup akan berbeda. Kaki begitu kejam menghantar mereka dalam perbedaan tujuan. Yahhhh itu adalah hal yang sangat manusiawi, namun tak senikmat kopi torabika di pagi hari. Bak puntung rokok yang habis dihisap tuannya. Tapi yahh seperti itulah hidup, kadang kau meninggalkan, mengambil keputusan, entah itu secara baik-baik atau hanya berdasarkan egoisme pribadi yg berakal pendek.

Mereka berhasil menapaki hidup, batang rokok pun tlah menjadi puntung untuk menyinari mereka yang kusebut anak matahari. Semua tak seindah awalnya, “smash” yang awalnya hanyalh bocah yang terlindungi oleh terik matahari, kini telah menjadi bintang, yang tak membutuhkan sinar lagi untuk menyinari hidupnya.

Semua hanya jadi sejarah, yang terlewat…..

Yahhh mungkin semua agak buram dalam penuturannya. Singkat, pendek, dan tak jelas…

“smash”, tak mau kenal lagi kampungnya (yang membantunya bersinar)
“smash”, tak mau kenal lagi saudaranya… #ungu-bimbi (edit)

Kutak ingin menceritakannya lebih detail, lebih jauh, karena disini kuhanya berposisikan sebagai penonton yang hanya melihatnya dari satu sudut pandang, sudut pandang yang diberikan oleh mereka para lakon kisah. Tapi pasti singkat tulisan ini akan membuat orang tersinggung (entah itu sang lakon cerita atau kalian yang mempunya kisah mirip seperti ini). Namun lagi-lagi saya, saya menulis ini memang untuk menyinggung.. menyinggung mereka yang tersinggung.
Hahahahahahahaha

Semoga segala sesuatunya lebih baik dari awalnya…

Setiap cerita pasti ada awalnya, namun kini ku tak ingin mengakhirinya…

“smash”, you must to thank…

tulisan ini juga dipublikasikan di http://www.facebook.com/dirgasirajuddin
to be continued.... #alaserialdrama

untuk mereka sang manusia sempurna

Rabu, 20 April 2011

Ku coba lagi menuangkan penat dikepala dengan bermesraan dengan tuts-tuts keyboard..

Ok, let’s “fukkin” start…


Hmmm yah awal yang fukk untuk mereka yang fukk, mungkin itu cukup adil atau mungkin saya yang terlalu emosi. Ahk ini bukan emosi, ini hanya cerminan bengis dari kawan-kawan saya…

Yahh mungkin bagi sebagian orang kemenangan adalah sesuatu hal yg harus, kesuksesan adalah sesuatu hal yg untuk mendapatkannya harus melegalkan segala cara, bahkan sampai menciderai orang yang selalu berada disampingnya.

Aneh ! yah tapi ini lah cerminan bumi (bc: kalian dan mereka) masa kini.

Segelintir orang rela memperjuangkan segala sesuatunya hanya untuk mendapatkan apa yg dikatakan teman atau mungkin lebih tepatnya sahabat, ahk tidak sodara jauh lebih terhormat. Yahh mungkin karena menganggap itu adalah segalanya. Ketika kau susah engkau akan lari kemana ? ketika kau sedih engkau akan bersandar kepada siapa ? bahkan ketika kau jatuh, siapa yg akan mengangkat mu ? tapi pastinya ketika kau senang, ketika kau bahagia, ketika kau berada diatas, kau takkan menoleh kebawah, atau mungkin kau hanya akan menikmati itu sendirian.

Maaf saja kalau aku menyebutnya “dewa bejat, bermuka tuhan”, tahu kenapa aku meneriakinya seperti itu ?

Bisa kalian bayangkan penafsiran dewa itu seperti apa ? tentu saja segala yang baik akan dialamatkan padanya. Tapi dengan menguntit bejat maka akronimnya bisa seperti seseorang yang selalu berperilaku baik, entah itu perilakunya, sifatnya, ataupun kesehariannya, (eitz jangan dulu itu masih koma) tapi sayang semua itu semu, bak kucing didalam jerami, semua yang kuingini harus terpenuhi bahkan sampai bermuka tuhan pun dilegalkan. Bermuka tuhan yang ku maksud adalah bermuka dua untuk mencari simpati kepada orang lain. Cuiihhhh !!! senyum merah merona kau pancarkan tanpa kau sadari kau bak penjilat jeroan ludah.

Yahh bagi kalian yang membaca ini pasti akan merasa ini sesuatu yang berlebihan, bahkan mungkin menganggap ini bukan cerminan seseorang yg menimba ilmu, tapi terkadang seseorang bisa dirobek jantungnya hanya dengan kalimat-kalimat seperti ini.

Entah kalian setuju atau tidak, tapi karena saya adalah teman yang baik maka saya akan membicarakan hal yg buruk didepanmu dan hanya akan membicarakan hal yg baik dibelakangmu (kutip; bang ichak)

Menang adalah hasrat, ingin terus menang adalah nafsu…

Ohhh ia, hey buat kalian juga yang berada digaris seberang, atas dasar apa kalian berhak menjudge bahkan melucuti mereka yang bermuka tuhan ? apa kalian dewa, atau mungkin malaikat yang selalu benar, Bicara sana sini hanya untuk mendapatkan dukungan dari orang yang kalian rasuki. Ingat kawan sejahat-jahatnya orang, lebih jahat lagi orang yang menjahati orang jahat.

Bicara didepan bukan dibelakang, dan saya yakin kalian mempunyai cukup nyali untuk itu. Kalian lihat perangkai tulisan ini, dia hanyalah pecundang kecil yg hanya bisa berbicara lewat huruf.

Liat diri kalian masing-masing, kalian masih berada pada satu wadah yg sama tapi sayang kalian sudah tercerai berai. Bullshit dengan segala pembenaran yang kalian agungkan. Semakin kau merasa benar semakin jauh pula kebenaran itu dari mu.

MEMUASKAN dan MEMUAKKAN hanya berbeda pada satu huruf, jgn sampai krn satu kesalahan kalian menjadi bagian dari yang satunya…

Belajarlah dari bayanganmu sendiri…


Hapus namamu dari tulisan ini jika ini hanyalah sampah bagimu….



untuk kalian yg hingga hari ini masih kuanggap saudara



tulisan ini juga dipublikasikan di http://www.facebook.com/dirgasirajuddin

masa lalu yg takkan pernah berlalu

Selasa, 19 April 2011

Wajahmu adalah puisi

Lakumu adalah puisi

Katamu adalah puisi

Kenanganmu adalah puisi

Cintamu adalah puisi

Tawamu adalah puisi

Senyummu adalah puisi

Rindumu adalah puisi

Tangismu adalah puisi

Diammu adalah puisi

Sangitmu adalah puisi

Amarahmu adalah puisi

Langkahmu adalah puisi

Ingatanmu adalah puisi

Jejakmu adalah puisi

Gerakmu adalah puisi

namun sayang kini semua itu hanya puisi,

tak ada lagi benci

tak ada lagi suka

semua kosong



20 april 2011, diiring dentingan rasa percaya - U9
i missed when i call u Solar Queen

sekolah "selokan"

Rabu, 13 April 2011

Di sebuah sekolah bernama SELOKAN di kelas 4 ada 3 orang anak serius, 5 orang anak kaya, 10 orang anak konyol, dan 12 orang anak lucu. serta ada 1guru konyol, 1 guru lucu dan 1 guru serius serta tak lupa satu hamster berwarna pink yang bisa tertawa jika dimasukkan uang koin (???).


suatu hari seorang anak bertanya "bu, 1 dolar berapa rupiah?". Jawab gurunya kira-kira 10.000,
lalu muncul suara lain,"bukannya 9000-an bu?"
"bukan itu kan kalo rupiah, ibu kan jawabnya kalo diubah ke rupee" sahut guru konyol
Lalu anak konyol berkata, "jadi rupiah dan Rupee sama?"
"hampir sama anak2.. coba dari penggunaan huruf sama kan", guru konyol nyelentuk
"iya yah, Indonesia sama India kan mirip-mirip, nasibnya juga tidak beda jauh " Jawab anak-anak konyol.
"Tapi saat ini India lebih makmur, Bu. ibu gimana sih, orang film-film India udah pada banyak diputar di Amrik. Lagipula ekonomi mereka terus meningkat.," ujar salah satu anak serius.


TENGTENGTENGTENG! tiba-tiba lonceng sekolah berbunyi.


"oke, anak-anak, sekarangt saatnya.... pelajaran tidur!". Ujar salah satu guru lucu


ok jadi sekarang kita analisa,, hormon2 apa saja yang di sekresikan oleh kelenjar pada saat kita tidur.
"rupiah dan rupee bu", kata anak konyol paling bodoh.
"kecap, bu" kata anak yang jauh lebih konyol lagi.


BRAKKKK!!! (anak kaya menggebrak meja)
asma bu guru tiba2 kambuh.


" saya tidak terima! sebagai anak Bupati, saya malu punya teman-teman seperti kalian!!
Ingat ! saya ini anak bupati, bupati men. masak sih saya punya teman yang tidak tahu hormon2 itu!!!".


"bupati tuh jabatan yang mana yah?" tanya seorang anak serius.
"Kayaknya diatasnya presiden deh.." jawab yang lain.
"Bukan! yang ada di atas presiden itu kopiahnya!", anak konyol memotong langsung

Akhirnya mereka bertengkar dan bu guru yang kena asma tak bisa menengahi.

Sampai akhirnya....GUBRAAAAAAAAAAAAAAKK!!!, bu guru yang kena asma akhirnya pingsan ditempat,tapi peperangan belum selesai...!


Anak bupati pun berniat keluar dari sekolah...

Akhirnya dari luar datang mobil2 hitam keren kinclong, dari dalamnya turunlah JUPE, bupati Pacitan yang Agung,


"Mamaa.... kata teman2 tadi mama Bupati yg suka naik diatas presiden".

dan JUPE berkata...
anakkuuuuuuuu... mama datang naak.... eh, kamu anakku yah??? sejak kapan???
JUPE mengerutkan keningnya. Tiba-tiba dia berteriak "UUPPS!" dan merogoh tasnya. "Ya Ampyun! Aku lupa pake lipstik!" katanya setelah mengeluarkan cermin.
bentar yah sayang mama benerin BH dulu ,, maklum kekecilan..
"iiiih mamah pornoaksi, aku laporin FPI biar nanti di cekal kayak ariel luna".


sementara itu... (jeng jeng jeeeng....) seseorang menatap dengan sengit ke arah JUPE...
dia adalah....
busyet, ternyata DEPE....
pantas saja dari tadi cembokar tiada henti. hihihihihi...


maka datanglah guru yang serius ke kelas itu dan kelas hening seketika.
sang guru tiba-tiba melecutkan mistar dengan keras. seisi kelas langusng melompat kaget, dan semua mata pun langsung tertuju kepada sang guru serius tersebut. (diiringi backsound music ...Jeng jeng !).


tapi kemudian karena dilihati oleh semua orang, sang guru tersebut malah malu dan menutup muka.
“malu karena ada pagar kawat yg melindungi giginya...
ternyata itu adalah guru konyol dengan topeng, dan muncullah guru serius asli dengan belengberry ditelapak tangannya..


PING PING *entah dari mana asalnya.

dengan make-up setebal tembok cina dan jambangnya mirip roma irama, ia mulai menatap murid satu persatu dan berkata...

“bagi pin BB-nya dong ? “

Lalu anak-anak serius menjawab, “ cali caiya caiya caiya caiya cali caiya caiya caiya ciaya”


Serentak kelas pun tenang….

Lalu salah satu anak serius tiba-tiba mengambil dan membakar sepuntung rokok lalu menghembuskannya keawan, dan mengeluarkan sebuah kotak ajaib dari kantongnya..
Sebuah benda yg dapat memutar cerita bergambar…

Guru serius pun mendekatinya….

ARIFIANTOOOO, kamu sedang nonton apa itu ?” teriak guru serius..
Tidak bu, saya cuman sedang mengecek email dari teman” jawabnya dengan yakin…
“Keluar, kamu saya keluarkan dari sekolah” sembari tangan guru serius menunjuk pintu

Jangan bu, jangan !
Bagaimana kalau saya membaca kitab saja…
Kalau begitu kamu saya skors”, jawab guru serius melunak

Lalu anak lucu menjawab"tapi sama saja dong,bu. keluar atau skors kan keluar juga ".
"Beda dong..!! kan kalau di skors, SPP masih harus dibayar. Terus kalau dikeluarin kan sayang, nanti sekolah ini dapat dari mana biaya untuk hidup ?”

Yahhh gampang tong bu sisa lipsync saja trus dimasukin ke youtube kan bisa terkenal…
Dan kalau terkenal kan bisa dapat uang banyak…
“ia ya, kamu bisa aja” sahut guru lucu serius…


kelas pun mulai tenang, murid-murid lalu mempersiapkan diri tuk pulang kerumah...


ohhh ia buat kawan2 yg hari sabtu nannti akan beralianisasi ria, saya ucapkan selamat...
semoga kita tidak teralianisasi-kan


http://www.facebook.com/dirgas

diujung bayangan

Sabtu, 09 April 2011

Jum’at 1 april 2011

Yah tepat disaat senja tlah menampakkan dirinya, disaat matahari tlah berbalik membelakangi ku mengantarkan pada sebuah keheningan malam..

Yaahh malam begitu dingin, sunyi, dan menyejukkan,,,
Tp kali ini malam kupastikan takkan begitu sunyi, sebab pada hari itu aku akan berbagi waktu dengannya, canda tawa, berbaur menyejukkan malam..
Yaahh kali ini malam begitu panjang menurut kuw, hmmm seperti seutas tali9 yang membentang kurus dihadapanku.

Hmmmm aku siap memulainya !

Awal yg indah pasti akan berakhir indah, tapi manis awalan ku pun tak berawal indah. Ada saja daun-daun yang mencoba menjatuhkan kuw..
Yahhh seperti daun yang tak pernah membenci angin, karena tlah memisahkannya dengan rantingnya. Aku pun begitu…
Jalani saja dengan penuh keheningan untuk menyunyikannyam, semua begitu diam saat kuw melangkah kan kaki…

Ohhh ia buat seseorang yg kusebut “kamu”, terima kasih atas pertolongannya pada hari itu….

Okey mari mengalahkan waktu, hanya untuk beberapa saat. hal pertama yg ku lakukan yakni bertemu dengan sang raja manusia, kebetulan pada saat itu merupakan janji ku padanya untuk sering mengunjunginya, yahhh minimal lima kali sehari…
Menghabiskan waktu sejenak tuk membongkar tirani..

Seperti biasanya hal yang paling ku senangi yakni mengunjungi serpihan kata yg terbungkus dalam rautan kertas, ada begitu banyak hal yg baru disana yang tak ku ketahui, aku pun mencoba menyapa deretan kata itu. Hmm dibalik kesibukanku berramah tamah dengan deretan kata tersebut, sosoknya begitu liar, ia tak begitu tenang.

Sudut sudut ruangan pun ia datangi hanya untuk menyapa dan melihat kabar deretan yang lain. Aku pun memanggilnya hanya untuk memastikan bahwa dia harus tenang. Mungkin karena ia tak begitu tenang maka aku pun mencoba mengajaknya mengunjungi serpihan kata yang lain, tentunya ditempat peristirahatan kertas yg lain pula.

Pertama-tama ku lakukan setalah ditempat itu yakni membiarkannya begitu liar agar ia bisa beradaptasi dengan susananya. Satu menit, dua menit, tiga menit, hinggah lima menit ku biarkan ia menyalami kabar yang ia ingin salami.

Dan…

Kucoba memilih salah satu dari sekian serpihan kertas, memanggilnya lalu menyarankannya untuk saling berkenalan. Yup dia begitu tenang ketika tlah berkenalan dengan serpihan kertas itu.
Lima menit, sepuluh menit, hingga tiga puluh menit tampaknya kini ia begitu mesra dengan serpihan kata itu, mereka tampak telah berkenalan jauh satu sama lain. AKRAB dengan senyuman menatap serpihan kertas, entah apa yang mereka perbincangkan, itu jadi rahasia mereka tentunya..

Dan malam pun begitu sunyi, ku seret kaki yg mulai lemah ini tuk segera menemukan kepingan-kepingan putih hanya untuk memastikan agar supaya esok dan dipejaman mataku nanti aku dapat tersenyum dan tak menemukan kesulitan.

Yah tempat yg ku pilih yakni sebuah gubuk kecil yg disananya ada begitu banyak cerita bagiku, karena ditempat itu lah tempat favoritku.

Dan malam semakin larut, aku pun tak ingin membiarkannya untuk larut dalam kegelapan malam…

“Waktu masih begitu panjang” gumamku…
Tapi ternyata akhir kata itu salah,

“waktu tlah memusuhi bahkan menghentikan langkah itu” mungkin itu takkan begitu adil…
 

Lorem

Ipsum

Dolor