life is a big joke

Jangan biarkan ide muw usang dimakan waktu, tuangkanlah dalam goresan tinta keabadian.....

diujung bayangan

Sabtu, 09 April 2011

Jum’at 1 april 2011

Yah tepat disaat senja tlah menampakkan dirinya, disaat matahari tlah berbalik membelakangi ku mengantarkan pada sebuah keheningan malam..

Yaahh malam begitu dingin, sunyi, dan menyejukkan,,,
Tp kali ini malam kupastikan takkan begitu sunyi, sebab pada hari itu aku akan berbagi waktu dengannya, canda tawa, berbaur menyejukkan malam..
Yaahh kali ini malam begitu panjang menurut kuw, hmmm seperti seutas tali9 yang membentang kurus dihadapanku.

Hmmmm aku siap memulainya !

Awal yg indah pasti akan berakhir indah, tapi manis awalan ku pun tak berawal indah. Ada saja daun-daun yang mencoba menjatuhkan kuw..
Yahhh seperti daun yang tak pernah membenci angin, karena tlah memisahkannya dengan rantingnya. Aku pun begitu…
Jalani saja dengan penuh keheningan untuk menyunyikannyam, semua begitu diam saat kuw melangkah kan kaki…

Ohhh ia buat seseorang yg kusebut “kamu”, terima kasih atas pertolongannya pada hari itu….

Okey mari mengalahkan waktu, hanya untuk beberapa saat. hal pertama yg ku lakukan yakni bertemu dengan sang raja manusia, kebetulan pada saat itu merupakan janji ku padanya untuk sering mengunjunginya, yahhh minimal lima kali sehari…
Menghabiskan waktu sejenak tuk membongkar tirani..

Seperti biasanya hal yang paling ku senangi yakni mengunjungi serpihan kata yg terbungkus dalam rautan kertas, ada begitu banyak hal yg baru disana yang tak ku ketahui, aku pun mencoba menyapa deretan kata itu. Hmm dibalik kesibukanku berramah tamah dengan deretan kata tersebut, sosoknya begitu liar, ia tak begitu tenang.

Sudut sudut ruangan pun ia datangi hanya untuk menyapa dan melihat kabar deretan yang lain. Aku pun memanggilnya hanya untuk memastikan bahwa dia harus tenang. Mungkin karena ia tak begitu tenang maka aku pun mencoba mengajaknya mengunjungi serpihan kata yang lain, tentunya ditempat peristirahatan kertas yg lain pula.

Pertama-tama ku lakukan setalah ditempat itu yakni membiarkannya begitu liar agar ia bisa beradaptasi dengan susananya. Satu menit, dua menit, tiga menit, hinggah lima menit ku biarkan ia menyalami kabar yang ia ingin salami.

Dan…

Kucoba memilih salah satu dari sekian serpihan kertas, memanggilnya lalu menyarankannya untuk saling berkenalan. Yup dia begitu tenang ketika tlah berkenalan dengan serpihan kertas itu.
Lima menit, sepuluh menit, hingga tiga puluh menit tampaknya kini ia begitu mesra dengan serpihan kata itu, mereka tampak telah berkenalan jauh satu sama lain. AKRAB dengan senyuman menatap serpihan kertas, entah apa yang mereka perbincangkan, itu jadi rahasia mereka tentunya..

Dan malam pun begitu sunyi, ku seret kaki yg mulai lemah ini tuk segera menemukan kepingan-kepingan putih hanya untuk memastikan agar supaya esok dan dipejaman mataku nanti aku dapat tersenyum dan tak menemukan kesulitan.

Yah tempat yg ku pilih yakni sebuah gubuk kecil yg disananya ada begitu banyak cerita bagiku, karena ditempat itu lah tempat favoritku.

Dan malam semakin larut, aku pun tak ingin membiarkannya untuk larut dalam kegelapan malam…

“Waktu masih begitu panjang” gumamku…
Tapi ternyata akhir kata itu salah,

“waktu tlah memusuhi bahkan menghentikan langkah itu” mungkin itu takkan begitu adil…

1 komentar:

Unknown mengatakan...

.^_^.
mari dirgot, semangat nulis lagi__^
hidup ini begitu singkat bila di jalani dengan hal-hal yang biasa-biasa saja ;)
nice weekend...

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

Dolor