life is a big joke

Jangan biarkan ide muw usang dimakan waktu, tuangkanlah dalam goresan tinta keabadian.....

knowledge is power

Kamis, 03 Mei 2012

Hari ini tepat 2 mei 2012, dimana bagi sebagian orang hari ini dinamakan sebagai hari pendidikan nasional. Entah istilah itu kapan dan datang dari mana, aku tak berniat untuk mengetahuinya. Yah karena itu hanyalah simbolisasi semu yang lebih bersifat materialistik.

Seperti biasanya bangun disiang hari, berharap dunia disekitarku akan jauh lebih baik sesaat setelah aku terlelap dari mimpi indahku. Yah aku tidur bukan karena rasa kantuk yang menyelimuti, tapi hanya karena sejenak ingin meninggalkan dunia antah berantah ini menuju dunia yg kubangun sendiri dalam lelapku.

Cuci muka, mandi (kalau perlu) dan melakukan aktivitas sehari-hari merupakan sebuah kerutinan bagi mereka yg hingga kini masih disebut manusia, begitu pula aku. Nothing about ordinary, semua begitu biasa saja seperti hari kemarin, mungkin sebagian orang hari ini adalah sebuah hari yang patut dirayakan. Maksud saya digembor-gemborkan dengan cara pribadi masing-masing, yah sebut saja dengan corat-coret kata manis diberbagai media sosial yang sebenarnya itu hanyalah semu belaka dan saya yakin keesokan harinya semua itu akan hilang dengan sendirinya seiring pergantian tanggal.

Bagi sebagian orang sekarang mungkin masih tanggal tua, -yah berhubung kita bukan pegawai negeri yg upahnya selalu tepat pada waktunya meskipun kerjanya kadang-kadang bahkan sering kali tidak pernah tepat-, jadi wajar saja ngutang diberbagai warung makan aalah sebuah hal yang lumrah. Kali ini pun aku hendak melakukan itu. Berjalan dengan segenggam kotak rokok dan sebuah Hp memantapkan langkahku ke warung kopi.

“Pakde’ kopi hitamnya satu agak pahit yah, biasa ngutang dulu” ujar ku.
“Sippp”, jawab pakde tanpa bertanya apapun.

“Semua berjalan begitu saja, bahkan aku tak menyangka saat-saat seperti ini aku mendapatkan pelajaran hidup lagi”

Sesaat setelah kopi ku disajikan mantap dihadapanku, percakapan (pelajaran) ini pun mulai berlangsung. Awalnya hanya basa-basi menanyakan kabar, kesibukan apa hari ini hingga aku menanyakan “pakde anaknya udah pada gede’ yah ?”
“anak saya lagi dipondok, sebentar lagi dia akan lulus. Aku sangat bangga dengannya” jawab pakde’
Dia anak tertua saya, adiknya yang satu lagi masih di sekolah dasar, tepatnya dikelas lima. Yahh walaupun sudah tua, saya masih berharap agar dapat menyekolahkan mereka sampai jenjang tertinggi (mungkin maksudnya sampai sarjana), lanjutnya.

Aku pun terdiam, tak tahu ingin berkata apa. Melihat usianya yang sudah mulai uzur (terlihat dengan rambutnya yang sudah memutih semua) saya salut dengan semangat dan harapan yang ia miliki. Ia kemudian melanjutkan ceritanya bahwa tempat kursus disamping warung kopi ini merupakan miliknya, hal ini membuatku semakin terdiam. Bukan tanpa alasan, melihat warungkopi tersebut yang hanya beralaskan tanah, berdindingkan bambu rotan (saya tak tahu padanan kata yang tepat untuk menggambarkannya) dan beratapkan jerami sangat kontras dengan tempat kursus tersebut yang beralaskan tehel putih mengkilap, berdindingkan tembok dan beratapkan genteng merah. Ia bisa saja memlih tinggal dirumah tembok tersebut namun ia lebih memilih tinggal dan tidur di warung kopi tersebut dengan alasan pendidikan jauh lebih utama maka ia lebih memilih tempat yg ia tempati sekarang. Ia berpesan apalah arti sebuah ke"mewah"an jika kau sendiri tak "mewah". Apalah arti akan kepemilikan. Yang penting ‘isi’ kegunaannya bukan siapa yg meng’isi’nya. Mungkin aku tak dapat menjabarkan secara jelas maksud perkataan tulisan diatas, tapi setidaknya aku dapat memahaminya.

Jika Kau ingin membunuhku, bunuh semangatku terlebih dahulu

2 mei 2012
Selamat hari pendidikan


0 komentar:

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

Dolor