life is a big joke

Jangan biarkan ide muw usang dimakan waktu, tuangkanlah dalam goresan tinta keabadian.....

Pertanyaan untuk Tuhan

Jumat, 28 Mei 2010

Hening. Pekat malam dingin menerobos tulang rusuk. Sunyi hampiri seantero bumi. Bulan serta bintang menebar pesona indah lewat kilau cahaya yang megah. Planet-planet yang bermukim di sana menjadi tempat akhir tujuan perjalanan malam. Taman langit menjadi tuan rumah, seakan membuka lebar pintu rumahnya untuk para tamu agung yang ingin mampir ke pesta miracle itu. Apakah keagungan Tuhan yang maha menakjubkan ini akan terus abadi? Atau hanya sebatas mimpi seorang anak manusia yang ingin melihat indah dunia penuh fana ini.
Tersentak bangun dari tidur, anak lelaki bermimpi akan surga yang menghampirinya. Anak lelaki itu pun sejenak terdiam, berkhayal tentang apa yang ia mimpikan. Sigap, anak itu pun mengambil air wudhu, melaksanakan shalat subuh. Setelah shalat, sang anak berdoa dengan khusyuk.
”Tuhan, ingin sekali aku melihat jagat raya ini semenjak semula Engkau menciptakan-Nya. Pastinya dunia pada saat itu masih terlihat indah dan jauh dari hal-hal kotor. Tuhan, apakah ada yang dinamakan surga dunia? jika ada, seperti apakah itu?. Mungkinkah surga dunia itu hanya bisa dinikmati oleh orang-orang tertentu sajakah, Tuhan?. Karena selama ini hamba tak pernah sekali pun merasakannya. Yah! mungkin karena kondisi keluarga hamba sangat sulit menghadapi kehidupan yang kamuflase ini. Maafkan hambamu ini, ya, Tuhan, jika lancang. Tapi, hambamu ini hanya manusia biasa yang dibuai penasaran tinggi akan keadilanmu. Pahit hidup yang membuat hamba sering kali berkhayal akan datangnya sebuah tawaran dari surga. Dan mengajakku bersama saudara-saudaraku yang berada di jalan mengais rezeki yang tak kunjung pasti untuk menikmati tawaran dari surga itu. Mungkin jika tawaran itu ada dan mempunyai syarat untuk melewatinya, saya akan berjuang untuk mendapatkannya.”
“Saya hanya anak manusia yang tak lebih dari seorang pecundang. Hidup tak mampu membahagiakan keluarga dan saudara-saudara hamba. Mengapa hamba sering kali mempertanyakan surga dunia, walaupun hambamu ini tahu akan ada surga lain di sana yang lebih indah dari surga dunia. Tuhan, mengapa sesuatu yang indah itu harus dibayar mahal?. Mengapa beberapa makhlukmu tidak bersyukur dengan apa yang Engkau berikan?. Apa sebenarnya yang membuat seorang makhlukmu itu ingin menguasai dunia?. Bukankah itu tidak diperbolehkan, Tuhan?. Itu artinya makhlukmu itu ingin mendahului takdir yang sudah kau tetapkan?. Tuhan, mengapa jika terjadi sesuatu di dunia ini, selalu saja takdir yang menjadi kambing hitramnya?. Berati sama halnya menginterfensi kebesaran-Mu Tuhan sebagai pencipta?”
“Sekali lagi, maafkan hambamu ini yang sudah lancang atas pertanyaan pada-Mu. Kamuflase hidup yang membuat hamba menjadi seperti ini. Kadang hamba bertanya mengapa di dunia ini ada kaum miskin dan kaum yang kaya?. Banyak orang-orang di sana yang hidup berlebihan dan sangat indah dari kami ini. Dan seharusnya mereka yang hidup berlebih itu juga punya hati dan fikiran? Tapi, faktanya mereka seakan dicuci otaknya dengan hal-hal yang berlebihan. Memberi pun tidak ingin, malahan dengan sengaja membuat diri mereka terbuai dalam limpahan dan nikmatnya dunia. Menghalalkan segala cara untuk tetap seperti itu. Bukankah itu tidak pernah kau ajarkan pada makhlukmu, Tuhan?. Bukan juga bermaksud iri hati. Tapi, saya seorang manusia yang ingin mengetahui segala sesuatu yang rasional. Bukankah yang nyata itu rasionil dan yang rasionil itu nyata?. Tuhan, akankah hambamu ini bisa merasakan nikmatnya dunia dan surga? Dalam diri hamba sudah tertanam sejak lahir kehidupan yang sangat jauh dengan kenikmatan. Tapi, meski begitu, hamba patut bersyukur, karena hamba akan terus memperjuangkan hak hamba sebagai makhluk Tuhan yang diambil oleh beberapa makhlukmu yang serakah. Hambamu ini juga sangat bersyukur karena engkau menciptakan hamba sebagai seorang anak manusia yang akan mengubah dunia pada sistem yang lebih baik.”
“Bukannya ingin menjadi seperti Fir’aun yang mengganggap diri sebagai Tuhan. Melainkan mengubah dunia dengan memperjuangkan hidup yang kamuflase ini. Karena ada banyak di antara makhluk-makhlukmu yang tergoda rasukan setan untuk menguasai dunia. Hambamu ini berjanji akan mempertahankan apa yang sudah Engkau rahmatkan pada kami. Tak ada yang boleh berlebih dan yang kekurangan. Bukankah di mata-Mu semua makhluk itu sama? Keindahan dunia ini sudah memudar ataukah cinta yang hanyut terbawa dalam arus kehidupan?. Dunia ini bagai panggung sandiwara yang pada dasarnya setiap makhluk-Mu mendapat lakon yang berbeda-beda.”

Menurut sang anak, hidup seperti ini membuat kita lebih memahami dunia untuk sesuatu yang lebih jelas.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagus tulisannya,,
Om, tukeran link yu?

Dirgasme mengatakan...

silahkan...
maaf baru bs dibales komennya...

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

Dolor